ZHIENEWS.COM, PANGKALPINANG — Batik bukan hanya sekadar kain bermotif indah, tetapi juga warisan budaya yang sarat cerita, filosofi, dan identitas bangsa. Setiap helai batik menyimpan nilai kehidupan hingga kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Indonesia memiliki ratusan motif batik yang tersebar di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Motif-motif batik dari daerah ini mencerminkan kekayaan alam, budaya, sekaligus kearifan lokal masyarakat setempat.
Hingga kini, para perajin batik di Bangka Belitung terus eksis memperkenalkan keindahan Negeri Serumpun Sebalai melalui karya batik. PT Timah Tbk turut mengambil peran dalam pelestarian budaya sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui dukungan bagi kelompok perajin batik di wilayah operasionalnya.
Tidak sekadar program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), inisiatif PT Timah juga menjadi bentuk nyata kepedulian perusahaan dalam memberdayakan perempuan serta mengenalkan kekayaan budaya tak benda lewat batik.
PT Timah Tbk membina sejumlah kelompok perajin, antara lain Perkumpulan Kelompok Batik Tulis Simpangkatis atau Batik Tulis Pakkis, Batik Sepiak di Kabupaten Belitung, serta Sanggar Batik De Simpor di Belitung Timur.
Melalui pembinaan, pelatihan, dan pendampingan usaha, PT Timah berupaya meningkatkan keterampilan perajin, memperbaiki kualitas produk, serta memperluas akses pasar. Dukungan ini diharapkan mampu menciptakan kemandirian ekonomi, khususnya bagi kelompok perempuan yang menjadi motor utama dalam kerajinan batik.
Perajin binaan PT Timah Tbk telah menghadirkan beragam motif batik yang mengangkat kekayaan alam dan budaya Bangka Belitung, mulai dari flora, fauna, hingga potensi sumber daya alam seperti timah. Hal ini menjadi cara efektif untuk memperkenalkan budaya daerah ke masyarakat luas, bahkan hingga tingkat nasional.
Ketua Kelompok Batik Pakkis, Siti Dawiyah, mengungkapkan kelompoknya telah menjadi mitra binaan PT Timah sejak 2021. Mereka mengembangkan sejumlah motif khas, seperti balok timah, kantong semar, daun sahang, daun pakis, hingga madu pelawan.
Selain kain batik, kelompok ini juga memproduksi berbagai produk turunan, seperti pakaian, mukena, dan aksesori dengan sentuhan batik. Saat ini, kelompok Batik Pakkis memiliki 10 anggota yang seluruhnya perempuan.
“Menjadi mitra binaan PT Timah memberikan banyak manfaat, mulai dari dukungan permodalan, penambahan peralatan, hingga peningkatan kapasitas produksi. Kami juga terbantu dalam promosi produk melalui pameran,” kata Siti Dawiyah.
Ia menambahkan, hingga kini PT Timah masih mendukung pemasaran produk batik mereka melalui TINS Gallery. “Kami juga kerap diajak mengikuti pameran, baik di tingkat lokal maupun nasional. Pada momentum Hari Batik ini, kami berharap batik tetap lestari dan semakin maju,” ujarnya.
Sementara itu, Department Head Corporate Communication PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, menegaskan bahwa dukungan kepada perajin batik bukan hanya upaya melestarikan budaya, tetapi juga membuka ruang pemberdayaan perempuan.
“Melalui keterampilan membatik, mereka dapat menambah penghasilan keluarga sekaligus menjaga identitas budaya daerah. Program ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan budaya,” jelasnya.
“Harapannya, dukungan ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian budaya sebagai identitas bangsa,” tutup Anggi.
Sumber: www.timah.com